MA-MA.ID, Ambon: Fokus Group Discusi (FGD) yang digelar di kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin (10/06) berlangsung dibawah tema “Ekologi Politik Pengelolaan Pertambangan”.
FGD yang diprakarsai DPD KNPI Maluku, BEM Nusantara Daerah Maluku Dan DPD GMNI Maluku ini telah memunculkan berbagai tanggapan strategi jangka panjang bagi pengembangan potensi daerah di Maluku.
” Universitas Pattimura sudah punya berbagai Program Studi, yang outputnya bisa dilatih dengan sertifikasi pertambangan agar mampu bekerja saat perusahaan readiness, ” papar Koordinator Daerah BEM Maluku, Adam R. Rahantan dalam diskusi itu.
Mahasiswa tingkat akhir pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura ini mengatakan, keberadaan Prodi seperti Ilmu Sosial, Ilmu Hukum, Teknik Perminyakan, Kimia, Fisika, Biologi, sebenarnya bisa juga bekerja pada saat perusahaan tambang melakukan eksploitasi. Kebutuhan tenaga kerja, tidak hanya berfokus pada keluaran ijazah tertentu saja.
“ Kita bisa ikut jejak di Sulawesi Tenggara dimana posisi middle dan high bisa kok diisi oleh sarjana keilmuan tertentu yang tidak an sich hanya paham Ilmu Pertambangan semata. Tinggal bagaimana Pemda menginisiasi kepada alumnus Unpatti untuk mengambil sertifikasi kerja pada tambang itu, minimal mulai dari K3 untuk outsourching, sampai dengan sertifikasi Profesi, “ ulasnya.
Adam juga menitikberatkan kepada Pemimpin Kedepan agar bekerja sama membangun fasilitas Laboratorium yang lebih memadai untuk menguji sampel Tambang. Termasuk memberikan poin-poin rekomendasi kepada bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur yang mengikuti perhelatan Pilkada 2024 di Maluku.
Adam meyakini bahwa Sumber daya Manusia di Unpatti bisa mengelola uji Lab dengan sertifikasi yang diakui standar internasional.
“Apalagi kalau misalnya Nikel mau keluar, butuh Uji Lab, nah bisa untuk Daerah atau Kampus diuntungkan dengan jasa uji Lab ini. Sekarang saja kalau kita punya sampel, bisa kita uji di sini, tapi kan standarisasinya harus dilihat lagi. Kita harap kedepan sinergitas Pemda dan Pemain Tambang Batuan Mineral termasuk Nikel, serta Kampus harus terpadu, seperti Gas untuk Masela. Daerah harus diuntungkan, tapi juga SDM Lokal juga harus dapat peran dan outout Kampus di Maluku bisa terserap, ” tutup Adam.
Turut hadir Sebagai Narasumber Dr. Bram Tulalessy, yang juga aktif sebagai Ketua Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Maluku, Korwil GMKI Maluku, Ketua PKC PMII Maluku, GMNI Kota Ambon, DPMU Unpatti, Mollucas Corruption Watch Para Aktivis Serta Para Jurnalis. (PMG)