MA-MA.ID, Ambon : Olimpiade sains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon tahun 2024, pecahkan rekor degan jumlah peserta terbanyak mencapai 3.323 peserta mulai dari tinggat sekolah dasar hingga menengah atas se-Provinsi Maluku.
Rektor Unpatti, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd, mengatakan olimpiade sanins ini, merupakan event rutin yang digelar FMIPA setiap tahun. Di tahun ini kata Rektor pesertanya meningkat, mencapai 3000 lebih peserta. Menurutnya, event ini perlu dilakukan untuk membiasakan para siswa dari tinggat SD,SMP dan SMA berpikir kompetitif dalam bersaing dengan siswa-siswi lainnya serta pihak sekolah juga bisa mempersiapkan para siswa-siswinya.
“ Olimpiade sains FMIPA itu adalah satu event rutin yang digelar oleh fakultas MIPA dan tahun ini rekornya cukup tinggi 3000 lebih peserta dan kenapa hal seperti itu selalu dikerjakan dan dilakukan, ini untuk kita menggencarkan atau melakukan sebuah kompetisi yang membiasakan siswa dari SD,SMP dan SMA supaya mereka berpikir kompetitif dan sekolah-sekolah juga bisa mempersiapkan para siswa-siswa agar mereka bisa bersaing dengan siswa-siswa lain,” ujarnya.
Dengan demikian, pihak sekolah juga dipacu untuk memperbaiki kuliatas pendidikannya sehinnga siswa-siswi mampu besaing dengan siswa-siswi dari sekolah lain. Rektor juga mengatakan peningkatan jumlah peserta yang dialami Unpatti tahun ini merupakan wujud antusiasme para siswa-siswi bahkan untuk mereka yang tinggal diluar pulau Ambon.
“ Unpatti tahun ini bisa 3000 lebih itu berarti antusiasme para siswa dan sekolah-sekolah, saya melihat kemarin dari kabupaten-kabupaten di luar kota Ambon juga cukup banyak terlibat dan ini berarti kita sudah menunjukan sebuah kompetisi yang bisa diikuti oleh banyak orang,” jelasnya.
Untuk diketuhui, berdasarkan arahan rektor untuk olimpiade tahun depan, dirinya mengarahkan untuk tidak hanya dilakukan secara konfesional tetapi juga mengarah ke project atau pemecahan kasus yang ada di sekolah-sekolah atau daerah-daerah. Hal ini sejalan dengan kurikulum merdeka yang metodologinya berbasis project pemecahan masalah.
“ Kami juga sudah menerangkan kepada panitia mungkin tahun depan, dia tidak sifatnya kompetisi konfensional tetapi mungkin kearah pemecahan kasus di sekolah-sekolah di daerah-daerah. Tema-tema tersebut kemudian dikirim dan nanti pada moment olimpiade ini mereka bisa presentasi mereka punya kerja-kerja project maupun pemecahan maslah di sekolah karena untuk kurikulum merdeka itu kurikulum yang metodologinya berbasis pada project pemecahan masalah itu yang kita kejar kedepan,” pungkas rektor. (Devi/PMG)