MA-MA.ID, Ambon: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Unpatti merayakan dies natalisnya yang ke-38, Senin (22/08/2022).
Acara yang dirayakan secara sederhana tersebut, berlangsung di halaman prodi PBSI dengan sorotan tema “Bersinar dengan Bahasa dan Sastra Indonesia”.
Hadir bersama pada acara itu, Dekan FKIP, Prof. Dr. Izaak H. Wenno, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP, Amjad Salong, S.Pd, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP, Dr. Petrus J. Pattiasina, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PBSI, Heppy L. Lelapary, S.Pd., M.Pd., para dosen serta mahasiswa dalam lingkup PBSI FKIP Unpatti.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Dekan FKIP, Prof. Izaak Wenno, yang ditandai dengan pemukulan tifa.
Kaprodi PBSI, Heppy Lelapary, memberikan apresiasi kepada HMPS PBSI yang menggagas ide pada dies kali ini. Dikatakan, semua dosen dan pegawai PBSI sementara fokus melakukan pekerjaan akreditas unggul, di mana bulan agustus ini menjadi bulan terakhir akreditasi.
Prodi PBSI, kata Lelapary, harus tetap ada dan eksis untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Sesuai pola pokok ilmiah Unpatti yakni bina mulia kelautan, dimana realitas PBSI berada di tengah-tengah masyarakat dan Maluku sebagai provinsi kepulauan, maka PBSI terus menghasilkan lulusan yang eksis melayani masyarakat Maluku.
“Saat ini semua dosen dan pegawai di PBSI sementara berkonsentrasi penuh melakukan pekerjaan akreditasi program studi kita. Bulan agustus adalah bulan terakhir akreditasi yang kita usulkan sejak 5 tahun kemarin. Puji Tuhan, sampai saat ini, seluruh keluarga besar PBSI baik mahasiswa, pegawai, alumni, serta pimpinan universitas, fakultas, maupun jurusan sementara ada dalam gumulan mewujudkan akreditasi program studi PBSI menuju program studi unggul. Kita berdoa sama-sama untuk upaya kita karena program studi ini harus tetap ada dan eksis untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya masyarakat Maluku yang ingin belajar dan dibina di program studi ini,” ujar Lelapary.
Lelapary pun berharap, di usia ke-38 PBSI ini, PBSI menjadi prodi yang unggul dari sisi kemahasiswaan yang bisa mendorong mahasiswa studi lebih cepat serta membuka ruang bagi mahasiswa untuk terus berkarya.
Meskipun dibawa guyuran hujan, antusias mahasiswa begitu luar biasa. Dies natalis PBSI ke-38 ini dimeriahkan dengan lomba antar angkatan yakni makan kerupuk, gigit sendok berisikan kelereng, debat serta karaoke solo. (Che)