MA-MA.ID, Ambon: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pattimura (Unpatti) mempunyai 4 jurusan yakni jurusan Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika dengan 7 program studi yaitu program studi Matematika, Statistika, Ilmu Komputer, Bilogi, Bioteknologi, Fisika, dan Kimia.
Dalam beberapa waktu ke depan, FMIPA rencananya akan membuka beberapa program studi baru di antaranya program studi Farmasi, Ilmu Biomedis, dan Rekayasa Elektronika.
Hal ini diungkapkan Dekan FMIPA, Prof. Dr. Pieter Kakisina, S.Pd., M.Si., saat ditemui Pattimura TV/News usai Pelantikan Ketua Program Studi Biologi, Bioteknologi, dan Ilmu Komputer FMIPA Unpatti periode 2022-2026, beberapa waktu lalu.
Dekan Kakisina menyampaikan bahwa untuk program Studi Farmasi yang rencananya akan dibuka oleh FMIPA Unpatti, telah divisitasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) beberapa waktu lalu dan diupayakan segera diterbitkan SK Penyelenggaraan program studi Farmasi.
“Fakultas MIPA dalam bulan-bulan ke depan, mungkin SK penyelenggaraan Program Studi Farmasi itu akan keluar, karena 2 minggu kemarin sudah dilakukan visitasi oleh LLDIKTI,” kata Kakisina.
Sementara itu, program studi Ilmu Biomedis dan Rekayasa Elektronika, kata Kakisina, dokumen-dokumennya telah dipersiapkan dan akan dikirim nantinya agar segera disetujui untuk membuka program studi-program studi baru tersebut.
“Yang sementara berproses adalah ilmu biomedis dari jurusan Biologi yang dokumennya sudah selesai dan nanti tinggal akan diupload. Kemudian Rekayasa Elektronika oleh jurusan Fisika yang saat ini sudah mulai berproses untuk program studi baru,” ujarnya.
Kakisina menambahkan bahwa Program Studi Rekayasa Elektronika dibuat dengan tujuan untuk menjawab kebutuhan Blok Masela. Seperti yang telah diinstruksikan oleh Jokowi, ujar Kakisina, untuk on short di darat yakni pabrik-pabrik akan mengolah gas di darat, maka dibutuhkan tenaga elektronika dengan adanya Rekaya Elektronika.
“Rekayasa Elektronika ini sebenarnya program studi ini dibuat untuk menjawab kebutuhan Blok Masela. Jadi ketika Presiden Jokowi menginstruksikan untuk on short di darat, maka semua pabrik yang mengolah gas akan dibuat di darat. Jika kita bicara tentang pabrik, maka mesin-mesin yang bekerja di pabrik itu butuh tenaga elektronika, selain Teknik Elektro. Jadi, Rekayasa Elektronika sebenarnya dibuat dengan salah satu tujuannya adalah untuk menjawab Blok Masela,” ulas Kakisina.(Che)