MA-MA.ID, Ambon: Universitas Pattimura (Unpatti) bekerja sama dengan Yayasan Pelangi Maluku menyelenggarakan sosialiasi HIV-AIDS bagi mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah angkatan 2021. Sosialisasi ini berlangsung di gedung Auditorium Universitas Pattimura, Rabu (18/5/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Jusuf Madubun, M.Si., Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan & Alumni FISIP Unpatti, Dr. Paulus Koritelu, S.Sos, M.Si., Tim dari Yayasan Pelangi Maluku, serta para mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah angkatan 2021 yang ada dalam lingkup Unpatti.
Kegiatan sosialisasi HIV-AIDS ini merupakan salah satu program tahunan yang diadakan Unpatti sebagai bentuk pembinaan bagi mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah. Sosialiasasi HIV-AIDS tersebut dirangkaikan dengan pengambilan sampel darah (testing HIV) dari peserta sosialisasi.
Sosialisasi tersebut menghadirkan 2 narasumber yakni Rosano C. Pentury, S.Pd., M.Si., dari Yayasan Pelangi Maluku (YPM) dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Jusuf Madubun, M.Si.
Rosano C. Pentury yang adalah Direktur Yayasan Pelangi Maluku dengan materi prinsip dan penularan HIV-AIDS, gejala-gelaja saat terkena HIV-AIDS, serta cara pencegahan HIV-AIDS. Selain itu, Rosano juga berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait HIV-AIDS serta tempat pelayanan tes HIV (testing HIV) di kota Ambon.
Sementara Dr. Jusuf Madubun, M.Si., memaparkan materi tentang ikhitiar/peran mahasiswa dalam mencegah penyebaran HIV-AIDS. Dalam pemaparan materinya, Madubun mengingatkan kepada mahasiswa agar tetap membentengi diri dengan tidak terjerumus dalam pergaulan bebas serta tetap terlibat dengan kegiatan-kegiatan yang positif dalam bentuk pembinaan kemahasiswaan misalnya unit kegiatan mahasiswa (UKM) sebagai wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi mahasiswa dalam lingkup Unpatti.
Usai kegiatan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Jusuf Madubun, M.Si., saat diwawancarai menyampaikan sosialisasi HIV-AIDS ini merupakan program tahunan untuk pembinaan mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah Unpatti yang dirangkaikan dengan pengambilan sampel darah (testing HIV). Jika ada mahasiswa yang terinfeksi HIV-AIDS, kata Madubun, Unpatti bekerja sama dengan Yayasan Pelangi Maluku untuk melakukan penanganan dan pengobatan terhadap mahasiswa tersebut.
“Setiap tahun kita punya program tahunan untuk pembinaan mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah. Untuk tahun ini, kita melaksanakan sosialiasi tentang HIV-AIDS sekaligus dirangkaikan dengan pengambilan sampel darah dari mahasiswa untuk mengetes apakah terinfeksi HIV-AIDS atau tidak. Kita berdoa mudah-mudahan tidak ada yang terinfeksi. Namun, jika ada yang terinfeksi, maka kita bekerja sama dengan Yayasan Pelangi Maluku untuk dapat ditangani dan diobati sehingga mereka bisa tetap beraktivitas seperti biasa sebagai mahasiswa di kampus Unpatti,” ujar Madubun.
Sementara itu, Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosano C. Pentury, kepada Pattimura TV/News, menyampaikan apresiasinya kepada Unpatti yang bekerja sama dengan Yayasan Pelangi Maluku untuk menyelenggarakan sosialisasi HIV-AIDS. Ada poin berharga melalui sosialisasi HIV-AIDS, kata Rosano, yakni peserta sosialisasi yang secara sukarela melakukan testing HIV setelah mendapatkan informasi HIV-AIDS saat sosialisasi berlangsung.
“Bonus kita hari ini adalah ada pemeriksaan sukarela tes HIV atas keinginan peserta diawali dengan sosialisasi. Nah biasanya kalau orang mau tes HIV itu atas kesadaran, tapi juga harus diberi konseling dulu kemudian memutuskan untuk testing. Tapi tadi saya suka, ketika mendapatkan informasi HIV-AIDS, mereka kemudian memutuskan untuk melakukan testing HIV, walaupun belum semua. Ini poin berharga bagi semua orang, terutama anak-anak muda,” tutur Rosano.
Rosano pun berharap agar mahasiswa dapat berperan sebagai pemberi informasi tentang HIV-AIDS kepada masyarakat agar stigma dan diskriminasi terkait HIV-AIDS semakin menurun.
“Saya berharap, mahasiswa ketika mendapatkan informasi tentang HIV-AIDS itu, maka tidak ada lagi stigma dan diskriminasi, itu penting. Kemudian, mahasiswa juga bisa menyampaikan pesan tentang HIV itu kepada masyarakat. Jadi harapannya untuk mahasiswa, siapa saja dari lintas jurusan atau program studi/fakultas, bisa menyampaikan informasi HIV-AIDS. Semakin banyak orang memberi informasi, harapannya juga semakin menurun stigma dan diskriminasi,” harap Rosano. (Ch)