MA-MA.ID: Sebanyak 120 mahasiswa pada Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) yang terancam Drop OUT (DO) akhirnya berhasil terselamatkan setelah Dekan Fakultas Teknik Unpatti, Doktor Pieter Berhitu mengambil langkah cepat dengan melakukan pembenahan internal.
Berhitu yang baru menjabat dekan setelah resmi dialntik pada 19 November 2021 itu menaruh perhatian serius terhadap mahasiswa yang terancam DO karena belum juga menyelesaikan studinya.
“ Semua itu berkat kerjasama dan sinergitas dari seluruh civitas akademika Fakultas Teknik Unpatti, sehingga ratusan mahasiswa yang nyaris drop out, dapat terselamatkan,” demikian ujar Berhitu dalam kesempatan Rapat Senat Terbuka dalam rangka yudisium 189 mahasiswa Unpatti pada Senin (13/12).
Berhitu mengatakan ratusan mahasiswa yang nyaris DO itu ternyata angkatan 2014 berjumlah sebanyak 120 orang. Menurutnya, pihaknya akan berupaya sehingga ratusan mahasiswa angkatan 2014 tersebut dapat menyelesaikan studinya tepat 31 Desember 2021.
Dikatakan banyak mahasiswa dari angkatan 2014 yang belum menyelesaikan studinya, sehingga diupayakan sebelum akhir Desember akan dilaksanakan ujian dan mereka akan diyudisium pada periode April 2022 mendatang.
Menurutnya, kondisi seperti ini merupakan bagian dari masa lalu yang menjadi tanggungjawab kepemimpinannya saat ini. Masa lalu kata dia dimana proses akademik berlangsung tidak sesuai dengan ketentuan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“ Jadi masa lalu itu artinya dalam kepemimpinan lama, seluruh proses-proses akademik, skripsi itu memang dia melewati jenjang yang cukup rumit tidak sesuai dengan SOP, “ jelasnya.
Meski belum genap sebulan menjabat sebagai dekan, Berhitu mengaku pihaknya berhasil melaksanakan proses ujian hingga sampai pada acara yudisium yang diikuti ratusan mahasiswa tersebut.
“Memang ini pekerjaan yang luar biasa selaku Dekan yang baru, dalam masa kerja 25 hari. Namun dalam perkenaan Tuhan, saya boleh melaksanakan seluruh proses ujian sampe dengan yudisium 189 orang,” ujar Berhitu.
la mengaku, dalam proses-proses penyelamatan ratusan mahasiswa tersebut, bukan menjadi pekerjaan dirinya sendiri, melainkan melibatkan seluruh komponen yang ada di fakultas.
“ Jadi bukan saja sebagai tenaga dosen tapi juga didukung oleh tenaga kependidikan. Seluruh proses-proses akademik sampai pada pengusulan rekomendasi ujian, itu juga dibantu dan didukung tenaga akademik baik di tingkat fakultas maupun di tingkat universitas,” jelasnya. (Bil-MM)