MA-MA.ID, AMBON– Pala (Myristica Fragan Houtt) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari kepulauan banda dan Maluku.
Sejarah menyebutkan tanaman pala mulai menyebar masuk di pulau Jawa melalui Marcopolo saat melakukan perjalanannya ke Tiongkok melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai tahun 1295.
Meski jadi penghasil utama pala di Indonesia, mutu dan kualitas pala Maluku justru menyisahkan problem. komoditas pala di Maluku kualitasnya bertengger pada urutan ketiga setelah Maluku utara, dan Aceh.
Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Dr. Ir. Fransina S. Latumahina, S. Hut, MP. IPU yang juga dosen pada Fakultas pertanian Unpatti Ambon menyebutkan bahwa mutu pala di Maluku masih kurang baik, disebabkan beberapa hal antara lain;
Pertama, Penanganan pascapanen masih dengan cara tradisional dan menggunakan peralatan seadanya.
Kedua, Pengeringan yang kurang sempurna, tidak menggunakan lantai jemur yang dianjurkan, tanpa alas dan berserakan di atas tanah dan jalan.
Ketiga, Kadar air biji masih relatif tinggi diatas 12% . Keempat, Campuran beberapa jenis pala, umur buah muda dan tua, buah yang sehat dan berpenyakit. Kelima, Proses penanganan hasil panen yang kurang higienis, tercampur dengan berbagai kotoran. Ketujuh, Bahan dan cara pengemasan yang kurang memenuhi syarat.
Selanjutnya Latumahina menandaskan bahwa secara khusus masalah mutu biji Pala yang rendah disebabkan biji pala telah terkontaminasi oleh cendawan dan mikotoksin.
” Oleh karena itu Penanganan sebelum panen (perlakuan budidaya, stress lingkungan), penanganan Pascapanen, Kondisi yang tidak cukup bersih selama pengeringan, masalah Transportasi dan penyimpanan bahan baku harus mendapat perhatian yang serius dari para petani. ” jelasnya yang dikutip Pattimuramedia.com dari materinya berjudul Upaya Menjaga Mutu Komoditas Pala untuk Kesejahteraan Petani.
Dr. Ir. Fransina S. Latumahina, S. Hut, MP. IPU yang juga Ketua Publication Management Center (PMC), Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menyarankan, untuk menjaga kualitas mutu pala di Maluku, sebaiknya hal yang harus diperhatikan adalah penanganan pasca panen yang baik (Good Handlingn Practices/GHP).(PM)