MA-MA.ID, Ambon: Menyongsong 31 tahun LDK revitalisasi peran strategis dakwah untuk indonesia emas 2045, menjadi tema perayaan hari jadi Lembaga Dakwah Kampus, (LDK) Al-Ikhwan Universitas Pattimura, (Unpatti) yang ke-31.
Digelar di aula gedung rektorat Unpatti, Sabtu (8/7), Harla yang dikemas dalam bentuk diskusi ini turut menghadirkan dua narasumber yakni, Wakil Direktur Utama PT. Pelindo (persero) yang juga alumni LDK Al-Ikhwan Unpatti, Hambra Samal, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Jusub Madubun, M.Si
Hambra Samal menyampaikan materinya dengan judul, peran kader dakwah menghadapi generasi emas 2045.
Sementara itu dalam paparan materinnya dengan judul, semangat berkontribusi dan berkarya, LDK untuk Unpatti, Maluku dan Indonesia maju, Dr. Jusub Madubun mengatakan, kontribusi yang dekat kepada Maluku, Unpatti, maupun banggsa dan negara ini adalah dimilai dari dasar spiritual kita di dalam kontribusi.
Maka dari itu kata Madubun, peran pertama sebagai mahasiswa adalah sebagai agen of change sangat diperlukan bagi bangsa dan Negara ini. Dikatakan mahasiswa sebagai agen of change yang artinya sebagai agen perubahan penting di dalam lapisan masyarakat. Dikatakan jika ini digunakan dengan baik dimanfatkan dengan baik maka, sudah pasti akan berkontribusi secara positif di dalam berbangsa dan bernegara.
Kemudia peran sebagai social control, yang artinya mahasiswa itu, berfungsi melakukan control kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat.
“ Sebagai social control para mahasiswa punya kewajiban untuk mencerahkan para penyelengara atau pengelola itu, apabila melakukan tindakan yang keluar dari tatanan konsitusi, maupun agama, “ ujarnya.
“ Itu peran yang sangat luar biasa bagi seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda. Termasuk lembaga dakwa kampus, para mahasiswa yang tergabung dalam sutau organisasi ini, yang selalu menebar kebaikan di lingkungan kampus, kepada masyarakat, “ sambungya.
Kemudian peran sebagai seorang mahasiswa itu adalah moral force, yang artinnya mahasiswa harus menjadi contoh bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi juga memiliki nilai moral dan adab yang baik di tengah masyarakat.
“ Jadi para mahasiswa itu dianggap sebagai penjaga nilai, dan mahasiswa berperan menjaga kekuatan moral, sebab kalian orang-orang yang belum tercemari oleh perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti korupsi, kolusi, nepotisme. Maka dari itu seorang mahasiswa disebut mempunyai kekuatan moralnya, “ jelasnya.(Rizal)