MA-MA.ID, Ambon: Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Dr. Yoise Lopulalan. S. Pi., M. Si mengatakan, ekosistem perairan di teluk Ambon kondisinya sangat memprihatinkan.
Hal itu disampaikan Dekan pada kegiatan Lokakarya Pusat Kolaborasi Riset Ekosistem Perairan Kawasan Timur Indonesia yang terselenggara atas kerjasama Unpatti dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Selasa (01/11).
Kegiatan lokakarya yang dilaksanakan secara hybrid selama dua hari mulai dari tanggal 1-2 November 2022 ini berlangsung dibawah tema “Pemantapan Program Kajian Ekosistem Teluk Ambon Untuk Pemanfaatan yang Berkelanjutan”.
Dalam sambutannya itu, Dekan FPIK Dr. Yoise Lopulalan. S. Pi., M. Si menyebut jika kondisi ekosistem di perairan teluk Ambon harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, mengingat kondisinya memprihatinkan.
Menurutnya, ada 3 Ekosistem Perairan di Daerah tropis Teluk Ambon yakni, Mangrove, Lamun dan Terumbuk Karang. Ekosistem ini terancam rusak akibat banyaknya sampah terbuang di laut teluk Ambon.
“ Sangat disayangkan Teluk Ambon dipenuhi sampah yang dapat merusak ekosistem tersebut sehingga menimbulkan keprihatinan terhadap kondisi Teluk Ambon, “ ujarnya.
Untuk itu, Dekan berharap pada kegiatan Lokakarya yang menghadirkan akademisi, peneliti dan pemerintah itu dapat menghasilkan pemikiran tidak hanya terkait dengan pengelolaan sumber daya hayati saja tetapi dapat melihat kondisi kota Ambon kedepan, dan juga nantinya pikiran-pikiran strategis yang dibagikan di lokakarya ini akan menjadi salah satu program kerja dari pusat riset kolaborasi sistem perairan di kawasan Timur Indonesia.
Dekan juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya lokakarya ini dan berharap lokakarya ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari Fakultas Perikanan saja tetapi kedepannya ada peserta dari Fakultas yang lain di Unpatti karena dalam mengelola perairan tidak hanya orang Perikanan saja. (PMG)