MA-MA.ID, Ambon: Rektor Universitas Pattimura (Unpatti), Prof. Dr. M. J. Saptenno, S.H, M.Hum mengatakan warga yang mendiami wilayah pedesaan terpencil jauh ditengah hutan memiliki kemampuan mengelolah diri dengan alam hingga hidup sampai saat ini. Bahkan mereka bisa heppy hidup di wilayah-wilayah yang sulit dan bisa bertahan hidup.
“ Jadi jangan ada anggapan mereka yang hidup di pedesaan itu bodoh. Mereka mampu bertahan hidup meski disituasi sulit, “ kata rektor kepada para mahasiswa yang mengikuti kegiatan Pembekelan Mahasiswa KKN Program Thematik Unpatti Ambon tahun 2022 di Aula lantai 2 Gedung Rektorat Unpatti, Senin (24/10/2022).
Kepada para mahasiswa KKN itu, rektor mengingatkan pentingnya memahami identitas warga yang mendiami suatu wilayah beserta tradisi dan adat istiadatnya.
Khusus Maluku, kata rektor memiliki system yang berbeda dengan daerah lain. Di Maluku, warga mendiami suatu wilayah yang terdiri dari Desa, Negeri, dan kampong atau petuanan dengan tradisi dan adat istiadatnya yang kuat.
“ Di Maluku, Desa ada sesuai undang-undang No 5 tahun 1979, sedangkan Negeri itu dia ada sebelum Indonesia ada, sedangkan kampung itu adalah, suatu wilayah dari desa atau negeri yang karena kondisi masyarakatnya bertambah, maka mereka pindah ke wilayah tertenu tetapi, dalam wilayah petuanan, atau hak wilayah dari negeri itu, “ jelas rektor sembari meminta mahasiswa memahami gambaran entitas warga yang mendiami wilayah di Maluku.
Khusus warga di Negeri, kata Rektor mereka memiliki adat istiadat dan tradisi dalam kegiatan hidup sehari-hari. Hal ini yang harus dipahami oleh para mahasiswa. Misalnya kata rektor, di negeri-negeri itu memiliki hokum sasi, dimana hokum ini ada dibuat oleh mereka sendiri tanpa intervensi pemerintah.
Hokum sasi itu sendiri dibuat masyarakat adat untuk mengatur mengelola sumber daya alam di situ untuk kepentingan ekonomi di wilayah itu, mereka harus mengaturnya. Hokum sasi itu tidak tertulis tetapi ada larangan-larangan baik di darat maupun di laut untuk mengambil sumber daya alam, karena terkait dengan ekonomi berarti mereka dengan sumberdaya alam yang ada.
“ Kalua saudara datang kesana dan saudara anggap mereka bodoh itu salah, kita harus belajar dari nilai-nilai yang mereka dapatkan atau yang mereka kembangkan di sana, Bahkan ada nilai yang harus kita contohi dari prilaku hidup warga yang hidup di pedesaan, “ ujarnya.(PMG)