MA-MA.ID, Ambon: Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Prof. MJ Saptenno, SH. M. Hum mengisahkan pengalamannya saat pernah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Pengalaman rektor mengikuti KKN itu disampaikan dalam sambutannya pada kegiatan Pembekalan Mahasiswa KKN Program Thematik Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon tahun 2022 di Aula lantai 2 Gedung Rektorat Unpatti, Senin (24/10/2022).
Kepada para mahasiswa itu, Rektor menyampaikan pengalamannya saat mengikuti KKN yang lokasinya di tengah hutan belantara pulau Seram, Maluku. Ditengah hutan itu rektor Saptenno harus menjalani program KKN selama 3 bulan.
Cerita Rektor itu disampaikan untuk menyemangati para mahasiswa KKN program thematic yang tengah mengikuti pembekalan KKN selama dua hari.
Pembekelan Mahasiswa KKN Program Thematik Unpatti Ambon tahun 2022 ini disubsidi Kementerian Desa dan transmigrasi melalui implementasi program Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) tahun 2022.
Sama halnya KKN saat ini, kata Rektor, program KKN yang dulu juga dibiayai sehingga selama mengikuti program KKN mahasiswa tidak diperkenankan untuk beranjak dari lokasi.
“ Waktu saya KKN tahun 1984, saya juga dibiayai seperti ini dan saya tinggal di tengah-tengah hutan seram, itu kurang lebih 3 bulan tidak pulang-pulang, “ tutur rektor.
Rektor lantas memperingatkan agar para mahasiswa yang akan mengikuti KKN Thematik yang disubsidi oleh Kementerian Desa itu untuk tidak meninggalkan lokasi sampai batas waktu yang ditentukan bila itu terjadi akan berisiko pada nilai yang akan diperoleh mahasiswa.
Kata rektor, mahasiswa harus siap dan memiliki semangat yang tinggi ketika ditempatkan dilokasi KKN, mengingat geografis Maluku yang terdiri dari pulau-pulau dan sebagian masyarakatnya mendiami daerah pegunungan dan dataran yang berjauhan.
“ Para mahasiswa KKN harus semangat, kalau tidak semangat naik gunung pasti loyo, “ teriak rektor semangati mahasiswa dalam sambutannya itu.
Selain letak geografis, rektor juga menyampaikan jika Maluku memiliki kebudayaan dan system yang berbeda sehingga para mahasiswa KKN harus memiliki pengetahuan tentangnya.Dimana, di Maluku terdiri dari Desa, Negeri, dan kampong atau petuanan dengan tradisi dan adat istiadatnya yang kuat. Itu yang membuat mereka bisa hidup sampai saat ini.
“ Hal-hal ini juga harus dipahami, jangan beranggapan mereka tidak memiliki pengetahuan, mereka itu punya pengetahuan, mereka sangat bijaksana. Buktinya mereka bisa bertahan dan bisa hidup di wilaya-wilayah yang sulit karena mereka mampu mengelola diri mereka dengan alam lingkungan disitu, “ pungkasnya.(PMG)