MA-MA.ID, Ambon: Rektor Universitas Pattimura (Unpatti), Prof. M. J. Saptenno, M.Hum mengatakan isu penguatan pangan lokal sangatlah penting. Menurutnya, masalah pangan merupakan suatu bencana sosial yang perlu dipertimbangkan sehingga untuk menjadi sukarelawan bukan hanya hadir pada saat bencana alam terjadi.
Hal itu disampaikan Rektor dalam sambutannya pada acara pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Angkatan ke-21 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (PMI) Unpatti beberapa waktu lalu.
Rektor Saptenno pun menekankan agar senantiasa mengkonsumsi panganan lokal yang menjadi khas makanan daerah, “jangan terbiasa memakan roti dan beras, tetapi harus membiasakan diri makan makanan khas lokal, seperti papeda dan umbi-umbian, “ terangnya.
Kata Saptenno, jika sudah terbiasa mengkonsumsi pangan lokal, saat terjadi bencana social, maka kita sudah terbiasa mengkonsumsi makanan lokal.
“ Ketahanan pangan tentu menjadi isu penting. Jadi sukarelawan tidak selamanya hanya ketika ada bencana, tetapi masalah pangan itu salah bencana sosial yang perlu dipertimbangkan. Contohnya kita sudah terbiasa makan roti, tapi kita harus terbiasa makan pangan lokal, misalnya makan papeda, makan umbi, dan pangan lokalnya. Jika tiba-tiba terjadi krisis pangan, kalau tidak terbiasa makan pangan lokal maka otomatis akan busung lapar. Itu adalah salah satu poin yang harus diperhatikan. Universitas-universitas juga diminta untuk menyosialisasikan terkait dengan ketahanan pangan itu. Jadi ketahanan pangan itu adalah kondisi di mana setiap orang bisa hidup dengan baik sebagaimana kondisi di wilayahnya dengan apa yang ada padanya. Umpamanya semua orang di Maluku ini makan nasi, tiba-tiba terjadi paceklik seperti tidak ada padi, tidak ada beras, lalu mau makan apa? Jika terbiasa makan papeda, umbi kayu, atau umbi yang lain maka otomatis pasti hidup, sambal menunggu bantuan. Itu caranya kita menghadapi ketahanan pangan,” ujar Saptenno.
Saptenno melanjutka, masyarakat harus mengutamakan makanan lokal yang tentu kembali ke kearifan lokal. Masyarakat diminta perlu mengantisipasi bencana, sebab jika terjadi keterlambatan logistik pada saat bencana, maka masyarakat sudah terbiasa dengan mengkonsumsi pangan lokal yang ada.(Che)