MA-MA.ID, Ambon: Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. M. J. Saptenno, S.H, M.Hum menyebut Sarjana adalah orang-orang yang terukur cara berpikir, cara bertutur dan tindakan-tindakan yang harusnya berbeda dengan orang lain.
Namun demikian seseorang dengan gelar sarjana yang disandangnya tidak sampai membuatnya bersifat eksklusif, dia harus tampil dengan pengetahuannya untuk perubahan di masyarakat.
“ Seseorang menyandang gelar sarjana tidak berarti harus bersifat eksklusif, tetapi saudara diharuskan bergaul dengan masyarakat dan berupaya maksimal untuk kepentingan masyarakat, “ kata rektor dalam sambutannya pada Rapat Terbuka Luar Biasa Senat dan Wisuda Sarjana Profesi, Magister, Doktor, dan Program Studi di Luar Kampus Utama kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Barat Daya periode April 2022 di Gedung Auditorium Unpatti, Kamis (21/04/2022).
Unpatti Ambon pada periode April 2022 hari ini telah meluluskan sebanyak 1588 wisudawan. Proses ini kata rektor dari waktu ke waktu, telah berlangsung dan melahirkan para cendekia. Memperoleh gelar sarjana tentunya merupakan penghargaan tersendiri bagi keluarga dan juga di dalam lingkungan masyarakat.
Kata rektor mendapat gelar sarjana tidak serta merta membuat sesorang terlarut dengan gelar yang disandang, namun seseorang dengan gelar sarjana itu dapat menunjukan kemampuan dan dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki.
“ Saya ingatkan bahwa jangan saudara-saudara terlalu foya setelah mendapatkan gelar ini. Sebab di luar sana, saudara akan masuk ke suatu kondisi masyarakat dimana saudara akan berkompetisi dengan orang-orang lain yang juga diluluskan dari berbagai universitas negeri maupun swasta. Inilah yang harus dilakukan saudara-saudara yakni mengabdi dengan penuh rasa tanggung jawab. Saudara harus berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan potensi yang ada supaya bisa berhasil, “ ingatnya.
Rektor juga menyebut dengan banyak masalah yang muncul pada kondisi global saat ini yang mengganggu seluruh kepemimpinan nasional dan internasional. Maka dibutuhkan kehadiran para cendekia bersama pemerintah, pada semua elemen, baik pusat, daerah, provinsi, maupun kabupaten kota untuk mengatasi berbagai masalah antara lain masalah kemiskinan, masalah pengelolaan-pengelolaan industri.
“ Para cendekiawan mari kita mengabdi bersama dan melakukan tugas untuk menghadapi semua kondisi ini tanpa harus berputus asa tetapi tetap berjuang sesuai dengan motto universitas “Hotumese” yakni berkembang dalam tantangan. Pemerintah nantinya akan membutuhkan kehadiran kita sebagai cendekia untuk membangun bangsa ini terutama provinsi Maluku dan kabupaten kota dalam rangka menyelesaikan berbagai persoalan, “ ajaknya. (Ch)