MA-MA.ID, Ambon: Seperti data yang dirilis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 2019 menyebutkan Indonesia memiliki 718 bahasa daerah .
Ratusan bahasa daerah tersebut tersebar dari Sabang hingga Merauke. Angka tersebut telah divalidasi dari 2.560 daerah pengamatan, belum termasuk dialek dan subdialek.
Tetapi taukah Anda ternyata ada pula bahasa daerah yang telah punah. Ini terjadi karena bahasa daerah tersebut tidak lagi memiliki penutur atau tidak lagi dituturkan masyarakat.
Khususnya di daerah Maluku, daftar bahasa daerah di Kepulauan Maluku ini adalah gabungan dua provinsi, Prov. Maluku dan Prov. Maluku Utara. Total ada 70 bahasa daerah Kepulauan Maluku.
Berdasarkan data pemetaan Badan Bahasa itu, terdapat 5 bahasa lokal yang akhirnya punah. Berikut 5 bahasa yang punah itu dikutip MA-MA.ID dari Sindonews Kamis (03/01).
1. Bahasa Kayeli Bahasa Kayeli ini sebelumnya dituturkan oleh masyarakat di Desa Kayeli, Maluku. Penutur bahasa ini hanya tinggal satu orang. Namun tidak tinggal di Desa Kayeli. Bahasa Kayeli hanya dipergunakan ketika berada di rumah, perkawinan hingga perselisihan di antara orang Kayeli.
2. Bahasa Piru Bahasa Piru dituturkan oleh masyarakat di Desa Piru, Kecamatan, Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Pulau Seram, Maluku. Batas bahasa ini, di sebelah timur adalah bahasa Alune yang dituturkan oleh masyarakat Desa Eti, di sebelah barat adalah bahasa Luhu yang dituturkan oleh masyarakat Desa Luhu, di sebelah selatan dengan bahasa Alune yang dituturkan oleh masyarakat Desa Murkaw, sementara sebelah utara adalah wilayah berupa lautan.
3. Bahasa Hoti Bahasa Hoti dituturkan oleh masyarakat di Desa Hote, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Berdasar pengakuan penduduk, di sebelah barat wilayah tutur bahasa Hoti berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Banggoi.
4. Bahasa Serua Bahasa ini dituturkan oleh masyarakat di Desa Waru, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Berdasar pengakuan penduduk, bahasa Serua juga dituturkan di sebelah timur, barat, serta selatan Desa Waru, namun berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Saparua di sebelah utara Desa Waru.
5. Bahasa Nila Dulu bahasa Nila ini dituturkan masyarakat di Desa Kokroman, Usliapan, Kuralele, Ameth, Bumey, Sifluru, Wotay, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Bahasa Nila mempunyai dua dialek, yaitu dialek Kokroman dan dialek Bumey. Dialek Kokroman terdapat di Desa Kokroman, Usliapan, Kuralele serta Ameth. Sedangkan dialek Bumey terdapat di Desa Bumey, Sifluru, serta Wotay.(#M)